Minggu, 23 Februari 2014

kata, hati-hati dan gunung



Rindu gunung,
karena diamnya saja menunjukkan banyak hal,
mungkin karena ia tak pernah berpikir untuk meminta,
karena ia selalu mencukupi kebutuhannya sendiri, tentu saja rezekinya tetap pemberian dari Allah.

Rindu gunung,
"bicara"-nya adalah peringatan,
peringatan yang membuat kita berpikir; "Ya Allah, dosa apa yang telah kami lakukan bersama",
bukan bicara sia-sia yang menyakiti tanpa alasan.
bahkan setelah gunung "berbicara", katanya menjadi anugrah,
anugrah yang mencetak pulau dan menumbuhkan pepohonan.

Teman,
belajarlah dari gunung, yang berbicara selalu dengan pertimbangan dan pemberian,
tak sekedar bicara yang meninggalkan kepedihan.

Sungguh, rindu gunung.





1 komentar: