Kamis, 27 Maret 2014

Cinta Dakwah

Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Duafa (DD)
Nama sebuah program dari DD yang mengirimkan guru-guru ke pelosok Indonesia.
Tidak berlebihan bila kita bilang pelosok.
para guru SGI rata-rata terdiri dari mahasiswa-mahasiswi yang baru lulus.

tugas mereka dalam tulisan mungkin cukup simpel : mengajar dan mendidik.
tak hanya pelajaran formal, tapi memiliki misi dakwah.

Dulu saya pernah berpikir, bagaimana Islam bisa tersebar ke seluruh pelosok Nusantara
dan dalam 1 bulan terakhir, semua jawaban dibuktikan.

Melihat tugas-tugas yang mereka lakukan dengan fasilitas yang bisa dibilang jauh dari standar nyaman rata-rata mahasiswa yang pernah tinggal di kota-kota besar.

Jika saat ini kita ditanya : "seberapa besarkah cintamu pada islam?"
entahlah apa yang bisa kita jawab.
kita mungkin memahami konsep : "kecintaan kita pada Allah dan Rasulullah Saw.-lah yang membuat kita mencintai islam, dan kecintaan kita pada islamlah yang membuat kita mencintai dakwah, cinta takkan pernah bisa dinilai selain melalui kerja-kerja, itulah jawaban mengapa cinta memiliki titik berat sebagai kata kerja, bukan  hanya kata sifat. Seberapa besar kerja-kerja kita untuk dakwah, sebesar itulah kita secara pribadi bisa menilai : "sudahkah aku mencintai Allah dan Rasul-Nya?"

Melihat kerja-kerja teman-teman SGI Dompet Duafa, sungguh merupakan cerminan untuk kita terus bertanya:
 "Ya Allah, sudahkah aku bekerja untuk dakwah-Mu?"
melihat kerja-kerja teman SGI, untuk menjawabnya pun diri ini sungguh malu.

Ya Allah, begitu banyak dosa yang dilakukan hanya dalam satu hari, mungkin diri ini tak pantas untuk mendapat surga-Mu, tapi diri ini-pun tak sanggup untuk membayangkan neraka-Mu..

Astaghfirullah..





Senin, 24 Maret 2014

Apa rasanya?

Apa rasanya jadi seseorang yang hidup dengan tujuan diri sendiri ?
Apa rasanya, jadi warga negara yang mengeluarkan pajak secara rutin, lalu pajak itu digunakan untuk mensubsidi personal yang memikirkan negara pun tidak.

Tak ada pertanyaan yang terlewat ketika di hari penimbangan kelak,
Bagi kita para penikmat subsidi, sanggupkah kita menjawab pertanyaan yang berasal dari akar "subsidi" dan uang bersama ?

Selasa, 18 Maret 2014

Presiden Republik Indonesia, Hutan dan Lautan

Katanya, Indonesia terdiri atas beribu-ribu hektare hutan Rimba.
Katanya, Indonesia terdiri atas beratus pegunungan, dengan ketinggian beragam.
Katanya, Indonesia terdiri atas Beribu-ribu pulau, yang untuk mencapainya saja perlu waktu beberapa jam.
Katanya Lautan Indonesia itu luas, bahkan terdapat sebuah suku yang memang mayoritas lebih memilih hidup terapung di laut dibandingkan di daratan.
Katanya, di dalam rimba, di lembah dan kaki gunung serta di tengah lautan tersebut, hidup beribu-ribu bangsa kita, bangsa Indonesia.

Lalu satu tanya saya,
"Bagaimana rasanya, memiliki Presiden Republik Indonesia, yang tak pernah mengalami hutan, gunung dan lautan secara apa adanya?"

yang saya tau, Indonesia juga memiliki pribahasa, "tak kenal maka tak sayang".
lalu saya-pun kembali bertanya, "seberapa dalam kah kecintaan presiden kita terhadap Indonesia, bila ia tak pernah singgah kepada "Indonesia" secara apa adanya ?






Senin, 17 Maret 2014

kota baubau yang saya ketahui

ga bisa tidur sebelum menulis pemikiran ini.

dari beberapa bulan yang lalu sudah ditahan, ternyata, berita ini harus keluar dalam bentuk tulisan.
tulisan ini dibuat sebagai arsip maupun publikasi sangat sederhana, tentang kondisi Indonesia.

Saya hanya tidak rela, Indonesia yang diperjuangkan dengan cara yang tidak sederhana,
di kelola oleh mereka yang berpikiran dengan cara yang tidak biasa dan tak pernah saya pahami.
mungkin saya yang masih terlalu muda atau terlalu sedikit pengetahuan dan pengalamannya,
tapi inilah fakta, semoga ini bernilai berita konstruktif.

Kota Baubau yang terletak di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, ada beberapa ke-aneh-an dalam sistem pemerintahan kotanya :

1. Sampai Tulisan ini di buat, Kesehatan masih menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

RSUD kota Baubau memiliki target pendapatan per tahun.
Puskesmas Wajo, semua pendapatan dari pelayanan pasien umum (di luar wilayah kerja PKM Wajo), harus di setor ke Dinas, tapi para perawat yang berstatus Magang (sudah tamat dan layak kerja) , sangat sedikit sekali mendapatkan uang gaji. gaji dibayarkan di akhir Tahun, dan berjumlah Rp. 1.200.000/ tahun. Per tahun, berarti pemerintah meminta perawat melayani pasien dengan gaji Rp.100.000 per-bulan.

2. Ka. DinKes tak kunjung dipilih setelah lebih dari 2 bulan.

mari sejenak kita bandingkan dengan Pemerintah Republik Indonesia pada pemerintahan era BJ.HABIBIE. dalam situasi sosial,ekonomi, politik yang kacau akibat transfer era reformasi, pemerintah RI berhasil menyelesaikan susunan Kabinet RI hanya dalam waktu 10 hari. Kabinet, berisi lebih dari 20 mentri.
sekarang pertanyaannya, mengapa untuk seorang Ka.DinKes tak selesai dalam waktu sangat panjang ?

3. PNS dimanfaatkan untuk memenangkan suara partai Penguasa Kota.

saat ini penguasa berasal dari partai PAN.
semua tahu hal ini, tapi semua tutup mata atau sudah berpikir "ini hal biasa dan benar" ?





Senin, 10 Maret 2014

Haruskah ?

Ya allah, maafkan saya, tiada maksud untuk mengkerdilkan ke maha besar-an-Mu, hanya ingin berkata, dengan semudah-mudahnya...

Satu tanyaku, "kenapa kita masih suka menyia-nyiakan makanan dan minuman ?"

Haruskah ?
Haruskah kita menunggu ?
Haruskah kita menunggu, bagaimana rasanya lapar dan tiada makanan, disaat bukan sesuatu yang dapat kita kunyah dan telan, tapi hanya sekedar rasa-pun kita berpikir, "rasa saja sudah cukup"

Haruskah ?
Haruskah kita menunggu ?
Haruskah kita menunggu, bagaimana rasanya haus, disaat yang kau pikirkan hanya genangan air yang jernih, segar dan tanpa bau, dan kau rela menggadaikan semua harta berharga.

Haruskah ?
Haruskan Allah yang "turun tangan" dan menciptakan semua kondisi itu secara langsung kepada kita ?
Kawan,
percayalah padaku,
Sungguh jika kau tau rasanya, kau tak kan pernah berani meminta, membayangkannya pun kau tak rela.
Kenapa, kenapa kau pancing Allah untuk "turun tangan" ?

Tahun 2004, bumi Tanah Rencong sudah menjadi lahan tontonan,
disaat muslim, saling membunuh, atas dasar egoisme kepentingan,
dan mungkin Allah sudah merasa bosan, akhirnya Allah "turun tangan".
Tidak semua berperang, tidak semua berdamai.
tapi begitulah takdir Allah,
Tsunami tak mengenal batasan, ratusan ribu jiwa kembali kepada-Nya, cukup beberapa detik saja.

pernah mendengar istilah "satu untuk semua dan semua untuk satu" ?
kawan, jangan jadikan peringatan Allah meminjam cara itu.

Allah, jika kau berkehendak untuk "turun tangan"
aku hanya bisa memohon, kuatkan pundak kami bersama, dan yang terpenting,
sadarkan kami akan ke lalai-an kami.

Haruskah kita menunggu, bagaimana rasanya Lapar dan Haus ?

Kamis, 06 Maret 2014

Kalau saja

kalau saja komunikasi itu mudah, sejarah tak kan mengenal pertumpahan darah,
kalau saja komunikasi itu mudah, tak perlu lagi kita melihat orang marah-marah,
ia tak susah, tapi bukan berarti terlalu mudah,
ia cuma perlu dua teman dalam perjalanan,
yang satu bernama sabar. Bersama sabar ia selalu berusaha mengevaluasi diri; sebelum, ketika dan paska,
dari sabar, ia menyesal di akhir malam, dan berusaha merubah di awal pagi.
bersama sabar, wajahnya selalu berusaha menunjukkan senyum lebar.
yang paling penting, bersama sabar, ia melebarkan ruang hati dan meletakkan "maaf" dalam setiap ruangan.

satu lagi bernama syukur,
bersama syukur, seolah ia sedang mengenakan kacamata "terima kasih sudah memberi pelajaran".
bersama syukur, ia memandang degan sudut "terima kasih"

kalau saja komunikasi itu mudah, mungkin kita sudah di surga.
atau,
kalau saja komunikasi sudah mulai terasa mudah, mungkin kita sedang merasakan sedikit bagian surga, seperti awalan.
Bukankah Allah selalu memberi pertanda ?