Senin, 17 Maret 2014

kota baubau yang saya ketahui

ga bisa tidur sebelum menulis pemikiran ini.

dari beberapa bulan yang lalu sudah ditahan, ternyata, berita ini harus keluar dalam bentuk tulisan.
tulisan ini dibuat sebagai arsip maupun publikasi sangat sederhana, tentang kondisi Indonesia.

Saya hanya tidak rela, Indonesia yang diperjuangkan dengan cara yang tidak sederhana,
di kelola oleh mereka yang berpikiran dengan cara yang tidak biasa dan tak pernah saya pahami.
mungkin saya yang masih terlalu muda atau terlalu sedikit pengetahuan dan pengalamannya,
tapi inilah fakta, semoga ini bernilai berita konstruktif.

Kota Baubau yang terletak di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, ada beberapa ke-aneh-an dalam sistem pemerintahan kotanya :

1. Sampai Tulisan ini di buat, Kesehatan masih menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

RSUD kota Baubau memiliki target pendapatan per tahun.
Puskesmas Wajo, semua pendapatan dari pelayanan pasien umum (di luar wilayah kerja PKM Wajo), harus di setor ke Dinas, tapi para perawat yang berstatus Magang (sudah tamat dan layak kerja) , sangat sedikit sekali mendapatkan uang gaji. gaji dibayarkan di akhir Tahun, dan berjumlah Rp. 1.200.000/ tahun. Per tahun, berarti pemerintah meminta perawat melayani pasien dengan gaji Rp.100.000 per-bulan.

2. Ka. DinKes tak kunjung dipilih setelah lebih dari 2 bulan.

mari sejenak kita bandingkan dengan Pemerintah Republik Indonesia pada pemerintahan era BJ.HABIBIE. dalam situasi sosial,ekonomi, politik yang kacau akibat transfer era reformasi, pemerintah RI berhasil menyelesaikan susunan Kabinet RI hanya dalam waktu 10 hari. Kabinet, berisi lebih dari 20 mentri.
sekarang pertanyaannya, mengapa untuk seorang Ka.DinKes tak selesai dalam waktu sangat panjang ?

3. PNS dimanfaatkan untuk memenangkan suara partai Penguasa Kota.

saat ini penguasa berasal dari partai PAN.
semua tahu hal ini, tapi semua tutup mata atau sudah berpikir "ini hal biasa dan benar" ?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar