Senin, 12 Mei 2014

SIAPA KITA?

Hari ini, di dapur sendiri, saya melihat sosok panjang berwarna coklat dalam keadaan telah terpotong-potong.
tadi pagi saya melihat dia berjalan di dapur, tapi malam hari sudah dalam keadaan terpotong, si cacing tanah.

mari sebentar memikirkan satu hal,

Siapa kita?
yang berhak menentukan layak hidup dan layak mati dari sebuah makhluk Allah Swt.?

Siapa kita?
yang berani menentukan layak mati, hanya karena alasan yang tak dapat dimengerti; "saya jijik"

Siapa kita?
yang berani menentukan layak mati, ketika ia berjalan tepat ditempat yang sama dengan nenek moyangnya.
malangnya sang makhluk, ketika neneknya mungkin daerah kita masih hutan, tapi saat ini sudah berdiri tembok tebal dan mewah bernamakan rumah.

Siapa kita?
bukankah kita yang mengambil tempat hidup mereka?

Siapa kita?
yang lebih memilih membunuh dibandingkan mengalihkan.

Siapa kita?

mungkin kita terlalu manja, bahwa hidup hanya terlihat di kota.
mungkin kita terlalu pengecut, memasuki rimba untuk melihat; "inilah saya!"
mungkin kita terlalu memandang sederhana, bahwa makhluk rimba tak berdosa itu terlihat mengganggu saja.

Siapa kita? 
Mungkin kita adalah si manja, yang ber-aksi dengan memprioritaskan "inilah saya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar