Senin, 26 Mei 2014

Kehormatan & Nasehat Sahabat

".. ded, wajar saja dirimu sedikit tidak mentoleransi hal itu, karena walaupun hanya sepersekian persen, dirimu pernah dilatih dengan prinsip menjunjung tinggi kehormatan, bendera regu di tanah dianggap penghinaan dan membuat dirimu dan angkatanmu dihukum berat, kehormatan dan jangan makan tulang kawan, masih terngiang bukan kata-kata itu?, tapi seperti Umar bin Khatab, gunakan pada posisinya dalam konteks visi terbesar, tidak mudah memang, tapi dirimu pernah menjalani pelatihan itu bukan, yang berprinsip : saya pasti bisa!..."

Bintang

".. ded, bintang akan selalu bersinar, sadar atau tidak yang disinarinya, ia tak pernah peduli, karena yang ia tau misinya adalah bersinar dan menyinari yang lain.. kalau tidak disatu tempat, yang lainlah yang akan menyadari sinarnya, seperti bintang di setiap galaksi bukan?, titik krusialnya adalah, sang bintang harus menyadari bahwa dirinya adalah bintang, bukan sekedar batu melayang. Bersykurlah dirimu pernah bersinggungan dengan ilmu astronomi ded.."

Selasa, 20 Mei 2014

Apel, berpikir dan Pemilu Indonesia 2014 yang berbalur jas Putih

'.. yang jatuh cuma apel, seperti biasa, tapi karena yang lagi deket apel Sir Newton yang rajin mikir, tertulislah hukum Newton, karena pada dasarnya hukum itu sudah ada dan terus berlaku sejak adanya dunia.."

itu kalimat sahabat.

Konflik Pendidikan Kedokteran Indonesia di tahun 2014, bertemakan Exit exam dan legalitas, perselisihan  antara Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

saya hanya melihat dari kacamata external, tapi saya juga mendapatkan banyak informasi yang benar.
konflik ini bercerita tentang ilegal-nya Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang selama ini diadakan oleh AIPKI. setau saya IDI mengatakan ini ilegal karena tidak sesuai dengan undang-undang(saya lupa).
Kali ini, saya tidak akan bercerita banyak tentang konflik ini, saya yakin banyak yang lebih kompeten untuk menjelaskan fakta konflik ini.

Yang ingin saya jabarkan disini adalah apa benang merah kejadian ini dengan kekinian Indonesia.
seperti kata sahabat saya diatas, gara-gara newton yang duduk di pohon apel dan apelnya jatuh, tertulislah hukum newton. Tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini bukan, karena kita semua yang tinggal di Indonesia dan mengaku bangsa Indonesia pasti memiliki agama atau aliran kepercayaan yang mengakui Tuhan Yang Maha Esa. Seperti Newton, momen mungkin terjadi setiap saat, hanya saja, apakah orang-orang yang berada disekitar momen memikirkannya?, itu kuncinya.

momen selalu berkaitan dengan waktu, dan himpunan semesta dari momen dan waktu adalah peristiwa. momen tidak sama dengan waktu, karena diwaktu yang sama, mungkin hanya tercipta satu momen pada satu kondisi, dan orang lain bisa melihat banyak momen pada waktu yang bersamaan.

Apa yang hangat di 2014?, pemilu.
semua mahasiswa kedokteran dan dokter tau, yang bikin peraturan itu pemerintah dan DPR serta DPRD, dan satu-satunya cara itu memasukkan orang-orang berkualitas dalam lembaga tersebut hanyalah lewat pemilu yang diadakan 5 tahun sekali.

Selama saya berprofesi sebagai mahasiswa kedokteran ataupun saat ini sudah menjadi dokter, banyak saya temui dokter-dokter yang tidak peduli politik dan segala aplikasinya. 
maka jangan salahkan DPR dan DPRD serta pemerintah RI yang akan datang bila peraturan terbit adalah perturan yang menyusahkan dokter(mulai dari mahasiswa sampai profesornya), karena kita tak peduli politik dengan segala aplikasinya.

Lugu bukan, bila kita berteriak marah kepada sesuatu hal yang pada dasarnya dapat kita tentukan dengan tangan kita sendiri.
Berhak-kah kita untuk marah? jelas kita berhak, karena ini negara demokrasi,
tetapi ketika kita menggunakan hak marah itu, kita hanya akan ditertawakan dan di cap karena karakternya seperti anak kecil,
"tak bisa menentukan jalan nasib sendiri"

Tidak kah para cendikiawan berjas putih belajar akan momentum ini?
masih relakah kita untuk tidak menggunakan hak pilih kita dalam pemilu untuk kedepannya?

kalo jawaban pertama dijawab dengan kata "tidak" dan pertanyaan kedua dijawab dengan kata "ya", maka mungkin perlu seleksi tambahan dalam penerimaan calon dokter di Indonesia, karena saya pribadi sebagai dokter, tidak begitu rela menerima murid yang tak mau meikirkan masa depan diri dan sejawatnya,

"untuk apa menerima mereka yang merusak masa depan?"
betul bukan?

Kamis, 15 Mei 2014

Ternyata

ternyata, saya masih tidak bisa lepas memikirkan lambang ini.
ternyata, ini berbicara soal ketertarikan terhadap kesempatan pengembangan diri,
ini bercerita tentang karakter, melihat yang jarang dilihat, mengenal yang jarang dikenal tetapi bukan karena tidak terkenal, tapi mereka yang lebih memilih bercengkrama lama dengan alam rimba dan laut di masa mudanya, dan tiba-tiba, di masa tua mereka banyak jasa-nya bagi agama, umat, bangsa dan negara.
ternyata, saya masih berusaha merancang kesempatan.
Semoga Allah mengizinkan,
#rindu gunung




Senin, 12 Mei 2014

SIAPA KITA?

Hari ini, di dapur sendiri, saya melihat sosok panjang berwarna coklat dalam keadaan telah terpotong-potong.
tadi pagi saya melihat dia berjalan di dapur, tapi malam hari sudah dalam keadaan terpotong, si cacing tanah.

mari sebentar memikirkan satu hal,

Siapa kita?
yang berhak menentukan layak hidup dan layak mati dari sebuah makhluk Allah Swt.?

Siapa kita?
yang berani menentukan layak mati, hanya karena alasan yang tak dapat dimengerti; "saya jijik"

Siapa kita?
yang berani menentukan layak mati, ketika ia berjalan tepat ditempat yang sama dengan nenek moyangnya.
malangnya sang makhluk, ketika neneknya mungkin daerah kita masih hutan, tapi saat ini sudah berdiri tembok tebal dan mewah bernamakan rumah.

Siapa kita?
bukankah kita yang mengambil tempat hidup mereka?

Siapa kita?
yang lebih memilih membunuh dibandingkan mengalihkan.

Siapa kita?

mungkin kita terlalu manja, bahwa hidup hanya terlihat di kota.
mungkin kita terlalu pengecut, memasuki rimba untuk melihat; "inilah saya!"
mungkin kita terlalu memandang sederhana, bahwa makhluk rimba tak berdosa itu terlihat mengganggu saja.

Siapa kita? 
Mungkin kita adalah si manja, yang ber-aksi dengan memprioritaskan "inilah saya".

Jumat, 02 Mei 2014

Presidensial Indonesia #Part1

"Part 1 :  Habibie, 1998 dan mengapa harus"

Reformasi 1998, perubahan sistem terjadi di berbagai sisi di Republik Indonesia. Perubahan ini di komandoi oleh presiden RI, B.J. Habibie.
salah satu tugas krusial yang harus dilaksanakan adalah memberikan kebebasan yang selama orde baru cukup ditekan, implementasi sistem-nya berupa pemberian otonomi daerah. hal ini harus dilaksanakan karena ini merupakan salah satu tuntutan utama reformasi; kebebasan.

-fakta detail dari tulisan ini diambil dari buku B.J. Habibie : detik-detik yang menentukan-